-->

PERBANDINGAN ELEKTRIK DEFROST DENGAN HOT GAS DEFROST

Suatu sistem refrigerasi yang beroperasi pada suhu 0oC atau lebih rendah lagi akan berpotensi terbentuknya gumpalan es pada unit koil pendingin. Gumpalan es ini berasal dari uap air yang berada di udara atau bahan yang didinginkan yang membeku saat bersentuhan dengan koil unit pendingin (evaporator). Untuk menghindari efek pendinginan yang berkurang karena terjadinya gumpalan es pada evaporator, sistem refrigerasi akan berhenti secara berkala untuk melakukan proses pencairan gumpalan es (defrost).

Pada sistem refrigerasi komersial, proses defrost paling banyak dilakukan dengan metode pencairan dengan elemen pemanas (Electric Defrost). Elektrik defrost menggunakan pemanas listrik untuk mencairkan gumpalan es. Elektrik defrost juga banyak digunakan pada sistem refrigerasi domestik (skala rumahan). Selain elektrik defrost, terdapat model lain dalam proses pencairan gumpalan es yaitu menggunakan sistem Hot Gas Defrost. Bagaimanakan kelebihan dan kekurangan dari Elektrik Defrost dengan Hot Gas Defrost? Mari kita bahas bersama.

Elektrik Defrost

Pada saat proses defrost berjalan, elemen pemanas diaktifkan untuk mencairkan gumpalan es pada koil pendingin (evaporator). Elemen pemanas ini ditempatkan berdekatan dengan koil pendingin sehingga pada saat elemen pemanas ini aktif, panas yang dilepaskan oleh elemen tidak semuanya diserap oleh gumpalan es. Panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas akan tersebar ke seluruh komponen sehingga akan memberi beban yang lebih tinggi bagi kompresor untuk mendinginkan ruang pendinginan.

Pada saat proses defrost, panas dari elemen pemanas tidak hanya akan membuat gumpalan es mencair tetapi juga akan merubah menjadi uap. Uap yang dihasilkan tersebut akan meningkatkan kelembaban di dalam ruang pendinginan. Selain sebagai pemicu pertumbuhan jamur dan bakteri, kelembaban yang berlebih akan meningkatkan potensi terjadinya gumpalan es pada siklus pendinginan berikutnya.

Ketika elemen pemanas aktif, dibutuhkan waktu untuk memanaskan elemen hingga batas suhu yang ditentukan. Dengan demikian, proses pencairan gumpalan es pada sitem elektrik defrost akan berjalan lebih lama.

Perbandingan electric defrost dengan hot gas defrost

Di sisi lain, elektrik defrost sangat hemat dalam penggunaan komponen sehingga instalasi relatif mudah. Sistem elektrik defrost juga tidak ada penambahan instalasi pemipaan. Oleh karena itu sistem ini merupakan sistem yang sangat hemat dalam biaya perancangan, pemasangan, serta biaya perawatan dan perbaikan.

Hot Gas Defrost

Pada saat proses defrost berjalan, uap panas refrigeran akan dialirkan ke koil pendingin (evaporator). Panas uap refrigeran ini akan memanaskan gumpalan es tepat di bagian tengah gumpalan. Karena panas yang dihasilkan tepat pada koli pendinginan, maka panas akan diserap oleh gumpalan es dengan lebih baik.

Panas yang dihasilkan dari koil pendinginan tidak membuat gumpalan es berubah menjadi uap sehingga tidak ada uap pada ruang pendingian yang berpotensi menjadi gumpalan es pada siklus pendinginan berikutnya. Panas yang dihasilkan juga tidak akan tersebar ke komponen lainnya di ruang pendinginan sehingga beban pendinginan akan lebih ringan pada siklus pendingingan berikutnya. Proses pencairan gumpalan es pada sistem hot gas defrost tidak membutuhkan waktu tunggu hingga koil pendinginan menjadi panas, sehingga waktu proses defrost akan berjalan lebih singkat.

Perbandingan electric defrost dengan hot gas defrost

Di sisi lain, sistem hot gas defrost mengharuskan penambahan komponen pada sistem refrigerasi. Oleh karena itu, sistem hot gas defrost membutuhkan biaya yang lebih banyak dalam perancangan, instalasi, serta biaya untuk perawatan dan perbaikan.

Di bawah terdapat tabel perbandingan sistem Elektrik Defrost dengan Hot Gas Defrost dilihat dari segi desain dan instalasi, efisiensi, dan lama waktu defrost.


Perbandingan electric defrost dengan hot gas defrost


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar dengan bijak tanpa unsur SARA, Politik, dan Pornografi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel